Aku Ariel, 32 tahun. Menikah, punya 2 anak. Istriku sangat
cantik. Banyak yang bilang mirip bintang sinetron ternama saat ini. Kami
tinggal di Bandung. Yang akan aku ceritakan adalah hubunganku dengan mertua aku
sendiri. Mertua aku tinggal di kota P, masih wilayah Jawa Barat. Suatu waktu aku
ada tugas kerja ke kota P tersebut.
Aku pergi naik motor. Sesampainya di kota P, aku langsung
menyelesaikan tugas dari kantor. Setelah selesai, aku sengaja singgah dulu ke
rumah mertua untuk istirahat. Sesampai di rumah, mertua perempuanku datang menyambut.
“Kok sendirian Ariel? Mana anak istrimu?” tanya mertuaku. “Saya ada tugas
kantor disini, Ma. Jadi mereka tidak saya ajak.
Lagian saya cuma sebentar kok, Ma. Hanya mau numpang mandi
dan istirahat sebentar,” jawabku. “O begitu.. Akan mama siapkan makanan buat
kamu,” ujar mama mertua ku. Lalu aku mandi. Setelah itu aku segera ke meja
makan karena sudah sangat lapar. “Papa mana, Ma?” tanyaku.
“Papa lagi ke rumah temannya ngurusin obyekan,” jawan
mertuaku. “Kamu mau pulang jam berapa, Ariel?” tanya mertuaku. “Agak sorean,
Ma. Saya akan tidur sebentar. Badan pegal hampir 3 jam naik motor dari
Bandung,” kataku. “Kalau begitu ganti baju dulu dong. Nanti kusut kemeja kamu,”
ujar mertuaku sambil bangkit menuju kamarnya. Lalu dia datang lagi membawa kaos
dan kain sarung. “Ini punya Papa, pakailah nanti,” kata mertuaku. “Iya, Ma,”
kataku sambil terus melanjutkan makan.
Mertuaku berumur 42 tahun. Sangat cantik mirip istriku.
Badan ramping, buah dada besar walau agak turun karena usia. Pantatnya sangat
padat. Setelah berganti pakaian, aku duduk di ruang tamu sambil nonton TV. “Loh
katanya mau tidur?” tanya mertuaku sambil duduk di kursi yang sama tapi agak
berjauhan. “Sebentar lagi. Ma. Masih kenyang,” ujarku. Lalu kami nonton TV
tanpa banyak bicara. “Tahukah kamu, Ariel.. Bahwa mama sangat senang dengan
kamu?” tanya mertuaku kepadaku memecah kesunyian.
“Kenapa, Ma?” tanyaku. “Dulu sejak pertama kali datang
kesini mengantar istrimu pulang, mama langsung suka kamu. Ganteng, tinggi,
sopan, dan ramah,” kata mama mertua ku. Aku hanya tersenyum. “Sekarang kamu
sudah menikahi anak mama dan sudah punya anak 2, tapi kamu tetap sama seperti
yang dulu..,” kata mertuaku lagi.
“Mama sangat sayang kamu, Ariel,” kata mertuaku lagi. “Saya
juga sayang mama,” ujarku. “Ada satu hal yang ingin mama lakukan, tapi tidak
pernah berani karena takut jadi masalah..,” kata mertuaku. “Apa itu, Ma?”
kataku. “Mama ingin memeluk kamu walau sebentar..,” ujar mertuaku sambil
menatapku dengan mata sejuk. “Kenapa begitu, Ma?” tanyaku lagi. “Karena dulu
mama sangat suka kamu. Sekarang ditambah lagi rasa sayang,” kata mertuaku.
Aku tatap mata mertuaku. Kemudian aku tersenyum. “Saya yang
akan peluk mama sebagai rasa sayang saya ke mama,” ujarku sambil beringsut
mendekati mertuaku sampai badan kami bersentuhan. Kemudian aku peluk mertuaku
erat. Mertuakupun balas memeluk aku dengan erat sepertinya tidak mau melepas
lagi. “Boleh mama cium kamu Ariel? Sebagai tanda sayang?” tanya mertuaku.
Aku agak kaget. Aku lepaskan pelukanku, lalu tersenyum dan
mengangguk. Mertuaku tersenyum, lalu mencium pipi kiri, pipi kanan, kening.
Lalu.. Mertuaku menatap mataku sesaat kemudian mengecup bibirku. Aku sangat
kaget. Tapi aku tetap diam, dan ada sedikit rasa senang akan hal itu.
Selang beberapa detik mertuaku kembali mengecup bibirku..
Dan melumatnya sambil merangkulkan tangannya ke pundakku. Secara spontan aku
membalas ciuman mama mertua ku. Kami saling hisap, mainkan lidah.. Nafas
mertuaku terdengar agak cepat.
Tangan mertuaku masuk ke dalam kain sarung, lalu menyentuh Penisku
dari luar CD. Tangannya lalu mengusap pelan lalu mulai meremas Penisku. Penisku
langsung tegang. Tiba-tiba.. Kringg! Krinngg! Bunyi telepon mengagetkan kami.
Kami langsung memisahkan diri. Mertuaku langsung bangkit
menuju telepon. Entah apa yang dibicarakan. Karena merasa agak bersalah, aku
segera masuk ke kamar, menutup pintu, lalu merebahkan diri di kasur. Terbayang
terus peristiwa tadi berciuman dengan mama mertua sambil merasakan nikmatnya
diremas Penis.
Tiba-tiba terdengar pintu diketuk. Kemudian pintu terbuka.
Mertuaku masuk. “Sudah mau tidur, Ariel?” tanya mertuaku. “Belum, Ma,” ujarku
sambil bangkit lalu duduk di tepi ranjang. Mertuaku juga ikut duduk di
sampingku. “Kamu marah tidak atas kejadian tadi,” tanya mama mertua ku sambil
menatap mataku.
Aku tersenyum. “Tidak, Ma. Justru saya senang karena
ternyata mama sangat sayang dengan saya,” jawabku. Mertuaku tersenyum lalu
memegang tanganku. “Sebetulnya dari dulu mama memimpikan hal seperti ini, Ariel,”
ujar mertuaku. “Tapi karena istrimu dan papamu selalu ada, ya mama hanya bisa
menahan perasaan saja..,” ujar mertuaku sambil mencium bibirku. Akupun segera
mebalas ciumannya. Dan sekarang aku mulai berani.
Tanganku mulai meraba buah dada mertuaku dari luar
dasternya. Aku meremasnya perlahanan. Tangan mertuakupun segera melepas kain
sarung yang aku pakai. Tangannya langsung meraba dan meremas Penisku dari luar
CD-ku. Penisku makin mengeras.
Mertuaku merogoh Penisku hingga berdiri tegak. Sambil tetap
berciuman tangannya terus mengocok dan meremas Penisku. Akupun terus meremas
buah dada mertuaku. Tak lama, mertuaku bangkit lalu melucuti semua pakaiannya.
Akupun melakukan hal yang sama. Mertuaku segera naik ke
tempat tidur, dan aku segera menaiki tubuhnya. Aku kecup bibirnya. “Mama senang
kamu datang hari ini, Ariel.. Lebih senang lagi karena ternyata kamu bisa
menerima rasa sayang mama kepada kamu…” ujar mertuaku sambil menciumku.
“Saya juga senang karena mama sangat menyayangi saya. Saya
akan menyayangi mama…” kataku sambil memagut leher mertuaku. Mertuaku mendesah
dan menggelinjang merasakan desiran nikmat. Pagutanku kemudian turun ke
buahdada mertuaku.
Kujilati dan gigit-gigit kecil puting susu mama mertua ku
sambil tangan yang satu meremas buah dada yang lain. “Ohh.. Mmhh.. Mmhh.. Ohh…”
desah mertuaku semakin merangsang gairahku. Tapi ketika lidahku mulai turun ke
perut, tiba-tiba mertuaku memegang kepalaku.
“Jangan ke bawah, Ariel.. Mama malu. Segera masukkin saja..
Mama sudah tidak tahan…” ujar mertuaku. Aku tersenyum dan maklum karena
mertuaku termasuk orang yang konvensional dalam masalah sex. Aku buka lebar
paha mertuaku, lalu aku arahkan Penisku ke Memek mertua yang sudah basah dan
licin.
Tangan mertuaku segera memegang Penisku lalu mengarahkannya
ke lubang Memeknya. Tak lama.. Bless.. Penisku langsung memompa Memek mertuaku.
Terasa tidak seret, tapi masih enak rasanya menjepit Penisku.. “Ohh.. Sshh..
Oh, Ariel.. Mmhh…” desah mertuku ketika aku memompa Penisku agak cepat.
Mertuaku mengimbangi gerakanku dengan goyangan pinggulnya.
Tak lama, tiba-tiba mama mertua ku bergetar lalu tubuhnya
agak mengejang. “Oh, Ariel.. Mama mau keluarr.. Mmhh…” jerit kecil mertuaku.
“Terus setubuhi mama…” desahnya lagi. Beberapa saat kemudian tubuh mertuaku
melemas. Dia telah mencapai orgasme..
Akupun berhenti sejenak memompa Penisku tanpa mencabutnya
dari Memek mertuaku. Memeknya terasa makin licin oleh air maninya. “Mama belum
pernah merasakan nikmat seperti ini, Ariel,” ujar mertuaku sambil mengecup
bibirku.
“Terima kasih, Ariel…” ujarnya lagi sambil tersenyum. Akupun
segera mengerakan Penisku menyetubuhi lagi mertuaku. “Boleh Ariel minta
sesuatu, Ma?” tanyaku sambil terus memompa Penisku. “Apa?” ujar mama mertua ku.
“Saya mau setubuhi mama dari belakang. Boleh?” tanyaku. Mertuaku tersenyum.
“Boleh tapi mama tidak mau nungging. Mama tengkurap saja
ya?” ujar mertuaku. “Iya, Ma,” ujarku sambil mencabut Penisku. Mertuaku segera
tengkurap sambil sedikit melebarkan kakinya. “Ayo, Ariel,” ujar mertuaku. Aku
segera masukkan Penisku ke Memek mertuaku dari belakang.
Terasa lebih nikmat daripada masuk lewat depan. Mata mama
mertua ku terpejam, dan sesekali terdengar desahannya. Akupun terus menikmati
rasa nikmat sambil terus memompa Penisku. Kemudian terasa ada sesuatu rasa yang
sangat kuat ingin keluar dari Penisku.
Kupercepat gerakanku menyetubuhi mertuaku. Ketika hampir
mencapai klimaks, aku cabut Penisku, lalu.. Crott! Crott..! Crott! Air maniku
keluar banyak di punggung dan pantat mertuaku. “Ohh.. Enak, Ma…” kataku.
Kugesekkan Penisku ke belahan pantat mertuaku.
Selang beberapa menit setelah kelelahan agak hilang, mama
mertua ku berkata, ” Tolong bersihkan punggung mama, Ariel..”. “Iya, Ma,”
ujarku. Lalu aku bersihkan air maniku di tubuh mertuaku. Setelah berpakaian,
lalu kami keluar kamar. Terlihat wajah mertuaku sangat ceria. Menjelang sore,
mertua lelaki pulang.
Aku dan mertua perempuanku bertindak biasa seolah tidak pernah
terjadi apa-apa di antara kami. Setelah makan malam, aku diminta mertua
perempuanku utnuk membawakan semua piring kotor ke dapur. Aku menurut. Mertua
lelaki aku setelah makan malam langsung menuju ruang televisi dan segera
menonton acara kesukaannya. Di dapur, mertuaku perempuanku langsung menarik
tanganku ke sudut dapur lalu menciumku.
Aku membalasnya sambil tanganku langsung memegang
selangkangannya kemudian meraba Memeknya. “Nakal kamu. Tapi mama suka,” ujar
mertuaku sambil tersenyum. “Nanti Papa kesini, Ma.. Udah, ah Ariel takut,”
ujarku. “Tidak akan kesini kok, Ariel,” ujarnya.
“Sebelum kamu pulang, mama mau sekali lagi bersetubuh dengan
kamu disini…” ujar mertuaku sambil tangannya segera meremas Penisku dari luar
celana. “Saya juga mau, tapi jangan disini, Ma.. Bahaya,” ujarku. “Ayo dong, Ariel..
Mama sudah tidak tahan,” ujarnya lagi. Tangannya terus meremas Penisku. “Kita
ke hotel yuk, Ariel?” ajak mertuaku. Aku mengangguk.
Kemudian dengan alasan akan ke rumah temannya, mama mertua
ku perempuanku meminta ijin pergi diantar olehku. “Jangan lama-lama ngobrol
disana, Ma.. Si Ariel kan malam ini mau pulang. Kasihan nanti dia capek,” ujar
mertua lelaki. “Iya dong, Pa…” ujar mertua perempuanku. Kemudian kami naik
motor segera pergi mencari hotel.
Setelah selesai registrasi, kami segera masuk ke kamar.
Tanpa banyak cakap, mertuaku langsung memeluk dan menciumku dengan liar. Aku
balas ciumannya.. “Cepat kita lakukan, Ariel.. Waktu kita hanya sedikit,” ujar
mertuaku sambil melucuti semua pakaiannya. Aku juga demikian. Mertuaku langsung
naik ke kasur, lalu aku menyusul.
Tangan mama mertua ku langsung menggenggam Penisku dan
diarahkan ke Memeknya. “Mama kok buru-buru sih?” tanyaku sambil tersenyum
ketika Penisku sudah masuk Memeknya. Lalu aku pompa Penisku perlahan menikmati
enaknya Memek mertuaku.
“Habisnya mama sudah tidak tahan sejak tadi di rumah, pengen
merasakan Penis kamu lagi,” kata mertuaku sambil menggoyang pinggulnya mengimbangi
gerakanku. Selang beberapa belas menit tiba-tiba mertuaku mendekap aku erat
sambil mengerakkan pinggulnya cepat.
Kemudian.. “Ahh.. Mmhh.. Enak sayang…” desah mama mertua ku
mencapai puncak orgasmenya. Badannya melemas. Aku terus memompa Penisku lebih
cepat. Terasa lebih nikmat. Sampai beberapa lama kemudian aku tekan Penisku ke
lubang Memek mertuaku dalam-dalam, dan.. Crott.. Crott.. Crott.. Air maniku
keluar di dalam Memek mertuaku. “Maaf, Ma.. Ariel tidak bisa menahan.. Sehingga
keluar di dalam,” ujarku sambil memeluk tubuh mertuaku. “Tidak apa-apa, Ariel,”
jawab mertuaku.
“Mama sudah minum obat kok,” ujarnya lagi. “Kalo mama
berkunjung ke rumah kamu, bisa tidak ya kita melakukan lagi?” tanya mama mertua
ku. “Bisa saja, Ma.. Kita jalan berdua saja dengan alasan pergi kemana…”
jawabku. Mertuaku tersenyum. “Kita pulang Ariel,” ujar mertuaku. Sesampai di
rumah, aku langsung bersiap untuk pulang ke Bandung.
Ketika aku memanaskan motorku, mertua perempuan mendekatiku.
Sementara mertua lelaki duduk di beranda. “Hati-hati di jalan ya, Ariel,” ujar
mertuaku. “Iya, Ma. Terima kasih,” ujarku sambil tersenyum. “Tengokin mama dong
sesering mungkin, Ariel,” ujar mertuaku sambil tersenyum penuh arti. “Iya, Ma,”
ujarku sambil tersenyum pula. Lalu aku pulang.
Sejak saat itu hingga kini aku selalu menyempatkan diri
sebulan sekali untuk datang ke rumah mertuaku, tentu saja setelah aku di-SMS
dahulu oleh mama mertua ku.